Minggu, 13 Januari 2019

HIJAUAN MAKAN TERNAK



A.    Hijauan
Hijauan merupakan  kebutuhan pakan utama bagi ternak ruminansia baik dari segi kualitas maupun kuantitas hijauan. Kandungan nutrisi yang cukup didalam hijauan sangat disukai oleh ternak ruminansia, selain itu, juga sangat dibutuhkan bagi produktivitas ternak ruminansia (Kurnianingtyas, 2012).
B.     Rumput Gajah Varietas Odot
Rumput gajah odot adalah salah satu jenis rumput gajah dari hasil pengembangan teknologi hijauan pakan. Morfologi batangnya berbuku dengan jarak sangat pendek dibandingkan dengan rumput gajah pada umumnya. Selain itu batang rumput ini sedikit lunak sehingga sangat disukai oleh ternak. Rumput gajah mini selain sebagai rumput grazing, juga cocok digunakan sebagai rumput potong (Hasan, 2012).
Rumput gajah odot (Pennisetum purpureum cv. Mott) merupakan jenis rumput unggul yang mempunyai produktivitas dan kandungan zat gizi yang cukup  tinggi serta memiliki palatabilitas yang tinggi bagi ternak ruminansia. Tanaman ini merupakan salah satu jenis hijauan pakan ternak yang berkualitas dan disukai ternak. Rumput ini dapat hidup diberbagai tempat, tahan lindungan, respon terhadap pemupukan, serta menghendaki tingkat kesuburan tanah yang tinggi. Rumput gajah mini tumbuh merumpun dengan perakaran serabut yang kompak, dan terus menghasilkan anakan apabila dipangkas secara teratur. Morfologi rumput gajah mini yang rimbun, dapat mencapai tinggi lebih dari 1 meter sehingga dapat berperan sebagai penangkal angin (wind break) terhadap tanaman utama (Syarifuddin, 2006).
C.    Konsentrat
Konsentrat merupakan pakan penguat yang terdiri dari bahan pakan yang kaya karbohidrat dan protein seperti dedak padi, jagung kuning dan bungkil-bungkilan. Menurut Darmono (1993) bahwa Pakan penguat atau konsentrat adalah pakan yang berasal dari biji-bijian dan mengandung protein yang cukup tinggi dan mengandung serat kasar kurang dari 18 %.
Hartadi (1997) menambahkan bahwa konsentrat adalah suatu bahan pakan yang dipergunakan bersama bahan pakan lain untuk meningkatkan keserasian gizi dari keseluruhan makanan dan dimaksudkan untuk disatukan dan dicampur sebagai suplemen (pelengkap) atau makanan pelengkap. Pakan penguat atau konsentrat diberikan dengan tujuan menambah nilai gizi pakan, menambah unsur pakan yang defisiensi dan meningkatkan konsumsi pakan (Murtidjo, 1993).
D.    Kecernaan
Menurut Tillman (1998) kecernaan pakan sangat penting diketahui karena dapat digunakan untuk menentukan mutu pakan tersebut. Tingkat kecernaan suatu bahan pakan yang semakin tinggi dapat meningkatkan efisiensi penggunaan pakan. Beberapa hal yang mempengaruhi kecernaan bahan pakan antara lain komposisi kimia bahan pakan, komposisi ransum, bentuk fisik ransum, tingkat pemberian pakan dan faktor internal ternak.
E.     Kecernaan In Vivo
Kecernaan In vivo merupakan suatu cara penentuan kecernaan nutrient menggunakan hewan percobaan dengan analisis nutrient pakan dan feses (Tillman, 1991).
Tipe evaluasi pakan pada prinsipnya ada 3 yaitu metode in vitro, in sacco, dan in vivo. Tipe evaluasi pakan in vivo merupakan metode penentuan kecernaan pakan menggunakan hewan percobaan dengan analisis pakan dan feses. Pencernaan ruminansia terjadi secara mekanis, fermentative dan hidrolisis (Mc Donald, 1995).
Dengan metode in vivo dapat diketahui pencernaan bahan pakan yang terjadi di dalam seluruh saluran pencernaan ternak, sehingga nilai kecernaan pakan yang diperoleh mendekati nilai sebenarnya. Koefisien kecernaan yang ditentukan secara in vivo biasanya 1% sampai 2% lebih rendah dari pada nilai kecernaan yang diperoleh secara in vitro (Tillman, 1991).
F.     Kecernaan BK
Kecernaan atau daya cerna adalah bagian dari nutrien pakan yang tidak diekskresikan dalam feses terhadap konsumsi pakan. Tingkat kecernaan nutrien makanan dapat menentukan kualitas dari ransum tersebut, karena bagian yang dicerna dihitung dari selisih antara kandungan nutrien dalam ransum yang dikonsumsi dengan nutrien yang keluar lewat feses atau berada dalam feses (Tillman, 1991).
Kecernaan bahan kering yang tinggi pada ternak ruminansia menunjukkan tingginya zat nutrisi yang dicerna terutama yang dicerna oleh mikroba rumen.  Semakin tinggi nilai persentase kecernaan bahan pakan  tersebut, berarti semakin baik kualitasnya.  Kisaran normal bahan kering yaitu 50,7-59,7%.  Faktor-faktor yang mempengaruhi kecernaan bahan kering, yaitu jumlah ransum yang dikonsumsi, laju perjalanan makanan di dalam saluran pencernaan dan jenis kandungan gizi yang terkandung dalam ransum tersebut.  Faktor-faktor lain yang mempengaruhi nilai kecernaan bahan kering ransum adalah tingkat proporsi bahan pakan dalam ransum, komposisi kimia, tingkat protein ransum, persentase lemak dan mineral (Tilman, dkk, 1991; Anggorodi, 1994). 
Faktor-faktor yang mempengaruhi nilai kecernaan BK ransum adalah tingkat proporsi bahan pakan dalam ransum, komposisi kimia, tingkat protein, persentase lemak dan mineral (Anggorodi, 1994).




DAFTAR PUSTAKA
Anggorodi. 1994. Ilmu Makanan Ternak Umum. Diakses 05 Desember 2018. http://mystadi.blogspot.com/2015/06/laporan-nutrisi-rumiansia-in-vivo.html
Darmono. 1993. Tatalaksana Usaha Sapi Kereman. Diakses 03 Desember 2018. http:// ilmuternakkita.blogspot.com/2010/01/konsentrat.html
Hasan. 2012. Diakses 03 Desember 2018.  http://eprints.mercubuana-yogya.ac.id/ 1319/2/BAB20II.pdf
Hartadi, Hari. 1997. Tabel Komposisi Bahan Makanan Ternak Untuk Indonesia. Diakses 03 Desember 2018. http://ilmuternakkita.blogspot.com /2010/01 /konsentrat.html
Kurnianingtyas. 2012. Ilmu ternak kita. Diakses 03 Desember 2018. http://etheses.uin-malang.ac.id/511/6/10620071Bab.pdf
McDonald, P. 1995. Animal Nutrition 6th Edition. Diakses 05 Desember 2018. http://mystadi.blogspot.com/2015/06/laporan-nutrisi-rumiansia-in-vivo.html
Syarifuddin. 2006. Diakses 03 Desember 2018. http://eprints.mercubuana-yogya.ac.id /1319/2/BAB20II.pdf
Tillman. 1991. Ilmu Makanan Ternak Dasar. Diakses 05 Desember 2018. http://mystadi.blogspot.com/2015/06/laporan-nutrisi-rumiansia-in-vivo.html
Tilman 1998. Ilmu Makanan Ternak Besar. Diakses 03 Desember 2018. http://eprints.undip.ac.id/50639/3/Bab_II.pdf

Tidak ada komentar:

Posting Komentar